slot online Panen138 Slot Gacor Panen77 388hero mansion77 pasang iklan neo177 PENTASLOT SlotVip indobet iklan indoxxi
slot online Slot69 slot online gudang138 slot online slot138 pakar69 12bet

The Big Four (2022) 6,110

6,110
Trailer

The Big Four (2022) Mengisahkan tentang seorang detektif perempuan bernama Dina (Putri Marino) yang menyelidiki kematian ayahnya bernama Petrus (Budi Ros) yang misterius. Tiga tahun berselang, Dina menyelidiki ke pulau, di mana ayahnya menyimpan foto dengan sebuah panti asuhan.

Namun, Dina malah mengetahui bahwa sang ayah merupakan pemimpin dari kelompok pembunuh bayaran bernama “The Big Four”, yang digawangi oleh Topan Gemuruh (Abimana Aryasatya), Jenggo (Arie Kriting), Alpha (Lutesha), Pelor (Kristo Immanuel). “The Big Four” yang telah berhenti semenjak kematian sang ayah angkat Petrus, harus kembali mengusut kematian ayahnya dengan dalang Antonio (Marthino Lio). Mereka bekerja sama dengan Dina melawan Antonio di pulau tempat mereka berasal. Apakah mereka berhasil menuntaskan dendamnya dengan Antonio? Mengapa Antonio membunuh Petrus?

Motif balas dendam selalu jadi andalan film aksi untuk lebih brutal menyajikan semua kegilaan. Apalagi tambahan drama keluarga dari panti asuhan, mengikat emosi penonton sejak awal. Latar belakang yang minim pun tak masalah untuk tetap melakukan motif balas dendam.

Sebuah prolog yang cukup panjang untuk mengenalkan Petrus dari Budi Ros yang menjadi bapak angkat mereka serta melatih mereka untuk bekerja sebagai pembunuh bayaran yang dikenal dengan “The Big Four”. Petrus yang mempunyai anak Dina, menjadi motif utama kembalinya para pembunuh bayaran ini beraksi.

Peran sentral Dina bak lapisan kedua karena tertutupi kekonyolan “The Big Four”, (ya memang karena judul utamanya). Sayangnya peran antagonis yang mungkin menjadi ganjalan utama “The Big Four” menjadi mentah di akhir, karena sebuah plot twist konyol yang memang mengocok perut. Menjadi begitu ringan tugas balas dendam “The Big Four”.

Timo yang menangani proyek berbeda, aksi-aksi di depan layarnya pun masih menonjolkan khas dirinya dengan banyaknya tumpahan darah sepanjang baku tembak. Tak hanya darah, mungkin kalian yang tidak terbiasa dengan film slasher dari Timo, akan jijik dengan serpihan potongan tubuh yang beterbangan di sepanjang aksi “The Big Four”.

Dengan pergerakan kameran yang tidak berlebihan, aksi-aksi baku hantam dan baku tembak masih nyaman untuk diikuti. Tapi tenang, ketenganan aksi gila par “The Big Four” akan sangat cair dengan kekonyolan para lakonnya, bahkan hingga penyelesaikan plot.

Jika kalian pecinta film aksi, ini mengingatkan kita para karya Michael Bay ‘6 Underground’. Sekelompok pembunuh bayaran dengan aksi kocak mereka. Namun gaya khas Timo dan nuansa Indonesia tetap menonjol.