3: Alif Lam Mim (2015) 7.2367
3: Alif Lam Mim (2015) Pada tahun 2036, Jakarta mengalami perubahan yang signifikan. Bangsa mencapai kedamaian dan kemakmuran setelah perang saudara dan revolusi tahun 2026, yang mengakhiri pembunuhan brutal oleh orang-orang fanatik. Perlindungan hak asasi manusia menjadi sangat penting. Penggunaan peluru tajam sebagai senjata sekarang dilarang. Pihak berwenang menggunakan peluru tidak mematikan untuk menangkap penjahat dan teroris yang tersisa.
Namun, dengan munculnya berbagai kelompok ekstremis yang berusaha mengubah lanskap demokrasi, melawan para penjahat ini menghadirkan tantangan besar yang membutuhkan strategi pertahanan yang kompleks. Masalah ini menempatkan pihak berwenang dalam situasi yang sangat sulit. Arif, Ram dan Mim adalah teman masa kecil yang berlatih bersama di sekolah silat dan dibesarkan di Al-Iklas Shrine. Jujur dan tegas, Arif (Cornelio Sunny) memilih karir di pelayanan publik.
Dia bertekad untuk menghilangkan segala bentuk kejahatan dan mengungkap kebenaran tentang kematian orang tuanya. Rendah hati dan berprinsip, Ram (Abhimana Aryasathya) telah menjadi jurnalis dengan misi menyebarkan kebenaran dan menarik perhatian publik. Sementara itu, Mim (Agus Kunkoro) yang bijaksana telah memutuskan untuk bertindak sebagai pengasuh dan tinggal di pengungsian. Saat sebuah bom meledak dan membuat kekacauan di kafe, ketiga sahabat itu bertemu lagi.
Polisi dan penyidik menduga Mimi ada hubungannya dengan anak-anak di penampungan. Namun, sebagai seorang reporter, Ram menerima informasi dari sumber misterius, termasuk rekaman CCTV dari insiden yang mengarah ke ledakan kafe tersebut. Menurut dokumen tersebut, ledakan itu adalah “peristiwa yang direncanakan” yang dirancang oleh para aktivis senior dengan tujuan “memfitnah” dan mencemarkan nama baik umat Islam. Dihadapkan dengan kesaksian prematur dari atasannya, Arif harus menghadapi sahabatnya dan menghancurkan tempat suci tempat dia dibesarkan.
Ram, terjebak di antara kedua temannya, mencoba menemukan titik temu untuk mencegah kehancuran lebih lanjut. Mim, di sisi lain, memutuskan untuk menyerah kepada pihak berwenang dan ingin memberikan pengorbanan yang tak tergoyahkan. Arif, Ram, dan Mim berselisih saat mereka membela kebenaran sambil melindungi keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Film ini menggambarkan perjuangan politik yang membutuhkan kambing hitam untuk memajukan agenda partai politik, dan setiap orang berkorban untuk memajukannya, bahkan dengan mengorbankan individu yang tidak bersalah dan keyakinan mereka.