Guillermo del Toro’s Pinocchio (2022) 7.825,208
Guillermo del Toro’s Pinocchio (2022) – Cerita klasik ‘Pinocchio’ meraih berbagai versi yang berlainan di tahun ini. Usai Lionsgate dan Disney merilis remake masing-masing, kali ini Netflix meraih perhatiannya dari penggemar. Terinspirasi dari karya Carlo Collodi, ‘Pinocchio’ bersama dengan sentuhan musikal ini akan disutradarai oleh Guillermo del Toro dan Mark Gustafson (‘Fantastic Mr. Fox’).
Film ini mengikuti perjalanan luar biasa dari seorang anak laki-laki kayu yang secara ajaib dihidupkan oleh permohonan seorang ayah. Berlatar sepanjang kebangkitan Fasisme Mussolini di Italia, cerita klasik versi del Toro ini menceritakan perjuangan Pinokio untuk memenuhi harapan ayahnya.
“Rasanya ini pas yang pas bagi saya untuk sebabkan versi Pinocchio yang lebih muram,” lanjut sang sutradara. “Saya ingin sebabkan film yang menyentuh hati, yang saya yakin mampu ditonton oleh semua penonton.”
Del Toro dan Patrick McHale menulis naskahnya. Adapun lirik lagu ‘Pinocchio’ termasuk ditulis oleh del Toro dan Katz, bersama dengan musik dan partitur dari pemenang Academy Award, Alexandre Desplat.
Gris Grimly tak ketinggalan sebabkan desain asli untuk karakter Pinocchio.
Film ‘Pinocchio’ dibintangi oleh pendatang baru Gregory Mann, yang berperan sebagai Pinocchio. Ewan McGregor memainkan karakter Cricket pas David Bradley (waralaba ‘Harry Potter’, ‘Game of Thrones’) sebagai Geppetto.
Pemeran lainnya termasuk Tilda Swinton (‘The Chronicles of Narnia’), Christoph Waltz (‘Inglorious Bastard’), Cate Blanchett (‘Ocean’s Eight’), Finn Wolfhard (‘Stranger Things’), John Turturro (‘The Batman’), Ron Perlman (‘Nightmare Alley’), Tim Blake Nelson (‘Watchmen’), dan Bakar Gorman (‘Enola Holmes’).
Simak sinopsis Guillermo del Toro’s Pinocchio (2022)
Sutradara pemenang Academy Award Guillermo del Toro dan legenda stop-motion pemenang penghargaan Mark Gustafson mengulang kembali kisah klasik Carlo Collodi berkenaan anak laki-laki kayu bernama Pinocchio. Dalam dongeng terbaru, keduanya akan menambahkan petualangan mempesona yang melampaui dunia. Mengungkapkan kehidupan serta menambahkan kekuatan cinta.
Didukung visual apik
Guillermo del Toro mempunyai adaptasi terakhir berasal dari boneka kayu yang kondang seantero jagad. Menampilkan style klasik, namun kali ini dengan latar Perang Dunia I, lengkap dengan tema berkenaan penyesalan dan duka mendalam yang mencukupi keseluruhan cerita.
Namun film ini tetap selalu memperkenalkan penonton terhadap Pinocchio, boneka kayu yang ulang hidup untuk menemani sang ‘ayah’. Berbagai kisah inti tetap dipertahankan, namun lebih dari satu di-upgrade untuk memberi tambahan kedalaman cerita.
Sangat paham bagaimana del Toro menyita sudut pandang Geppetto yang kehilangan sang anak serta pengembangan karakter Pinocchio. Di mana baru 10 menit berjalan, film ini segera menampilkan kapabilitas del Toro mengembangkan narasi yang kuat berkenaan jalinan antara Carlo dan Geppetto.
Tema berkenaan jalinan papa dan anak sangat paham terlihat. Bukan cuma berasal dari jalinan Pinocchio dan Geppetto, namun karakter baru Podesta (Ron Perlman) dan Candlewick (Finn Wolfhard). Keduanya menampilkan kisah berkenaan sang anak yang inginkan meraih pengakuan berasal dari ayahnya.
Visual apik tersaji sepanjang cerita berjalan. Peri hutan dan Kedatangan monster laut dengan style yang unik dan khas, layaknya karakter buatan del Toro didalam Pan’s Labyrinth (2006) memiliki kekuatan tariknya tersendiri.
Bahkan dapat lebih menyenangkan seandainya Netflix merilis film ini di layar teater. Dengan kekayaan visual sampai dengan lantunan musik latar yang menawan, pengalaman saksikan film Pinocchio dapat lebih menegangkan.
Genre:Animation, Drama, Dunia21, Fantasy, Indoxxi
Actors:Cate Blanchett, Christoph Waltz, David Bradley, Ewan McGregor, Finn Wolfhard, Gregory Mann, John Turturro, Ron Perlman, Tilda Swinton, Tim Blake Nelson
Directors:Guillermo del Toro, Mark Gustafson