Bajrangi Bhaijaan (2015)

Bajrangi Bhaijaan (2015) Di pegunungan Sultanpur, Jhelum, Pakistan hiduplah seorang gadis berusia enam tahun bernama Shahida yang tidak dapat berbicara. Suatu hari, saat bermain di atas bukit, dia tidak sengaja terjatuh. Ketika dia tidak kembali ke rumah pada sore hari, penduduk desa mengadakan regu pencarian.

Setelah berjam-jam mencari, mereka menemukan gadis kecil itu bertengger di dahan pohon yang menjorok keluar dari bukit. Dia terjebak di sana sepanjang hari tetapi tidak dapat meminta bantuan karena dia tidak dapat berbicara. Keesokan paginya, orang tua dan tetangganya mendiskusikan cara yang mungkin untuk membantunya.

Seorang lelaki tua menawarkan untuk membawanya ke kuil santo Sufi Nizamuddin Auliya di Delhi, India. Keluarga yang taat percaya bahwa mengunjungi kuil suci akan membawa ketenangan, kegembiraan, dan yang terpenting memulihkan ucapan Shahida.

Ayah Shahida sebelumnya pernah bertugas di ketentaraan dan berperang melawan tentara India. Sudah pasti dia tidak akan diberikan visa untuk India. Sejak saat itu, ibunya, Razia, untuk pertama kalinya melakukan perjalanan jauh dari desa sendirian. Perjalanan sebagian besar berjalan sesuai rencana. Keduanya pergi ke kuil, memberikan persembahan, dan naik kereta kembali ke tanah air mereka.

Dalam perjalanan pulang, kereta berhenti untuk perbaikan pada malam hari. Saat semua orang sedang tidur, Shahida melihat seekor domba tersangkut di lubang di luar kereta. Tanpa berpikir terlalu banyak, dia memberanikan diri untuk membantu hewan itu. Namun, kereta dilanjutkan sebelum dia bisa kembali ke ibunya.

Gadis itu bergegas ke arahnya tetapi pada akhirnya tertinggal. Dalam upaya putus asa untuk mengikuti jalan yang diambil ibunya, dia naik kereta barang. Kecewa, bagaimanapun, dia pergi ke arah yang berlawanan dan berakhir di Kurukshetra, India. Razia menyadari putrinya hilang dan menghentikan kereta. Polisi dikirim untuk mencari gadis itu di sepanjang jalan tempat dia tersesat.

Namun, mereka tidak dapat menemukannya karena Shahida pergi ke lokasi lain. Razia bersatu kembali dengan suaminya, yang sangat mengkhawatirkan putri mereka. Mereka tidak dapat memperoleh visa segera untuk kembali ke India, yang membuat mereka kecewa. Orang tua tidak punya pilihan selain berdoa untuk keselamatan putri mereka.